SL AGRIBISNIS TH 2012
Di
Gapoktan Sri Rejeki Desa Tegalwaru Kec. Cilamaya Wetan Karawang
Identitas
Nama kelompok tani :
SRI REJEKI
Nama Ketua : Hadi
suherman
Alamat :
Desa Tegalwaru kecamatan Cilamaya Wetan
Golongan air : IV (15 Nop –
15 April 2012)
Rencana tanam : Desember, minggu
II
DISKRIPSI ALOKASI BIAYA PRODUKSI MUSIM TANAM GADU 2011
GAPOKTAN SRI REJEKI
DESA TEGALWARU-CILAMAYA WETAN
Pembersihahani gulma /rumput
(Gramoxone 1Ltr +upah kerja) Rp. 100.000
Upah kerja Mopok/namping (Borong )
Rp.700.000
Plastik,Tlajak, Tali,Pemasangan
Rp. 60.000
Traktor sampai siap lahan
tanam (Borong ) Rp 700.000
Benih 15Kg @ Rp 700/kg Rp 140.000
Pupuk dasar 1
Urea 75Kg Rp.105.000
phonska 175Kg Rp. 120.000
Samponen yang digabubung dengan pupuk dasar 15Kg Rp 60.000
Penanaman ( borong ) Rp 700.000
Herbisida Pra dan purna tumbuh (
Logran 4 Bks) Rp 24.000
Penyemprotan I 13Hst
Molusida (Bentan) Rp 35.000
Hama dan ZPT Fifronil cair
(Regent cair)
Pungi Heksakonazol 400 cc
(Anvil) Rp .62.000
ZPT Atonik 400cc Rp. 35.000
Tambal sulam (borongan)
Rp 250.000
Penyemprotan II 23 Hst
Fipronil Powder Sachet (regent
bubuk)4 Sachet Rp .48.000
Cypermetrin 50EC Rp. 30.000
Mankozeb 500 Gr Rp. 45.000
Babad galeng (pebersihan Galengan)
Rp. 100.000
Penyemprotan III 33 Hst
Hama dengan Prevaton Rp. 35.000
PPC dengan Mono Kalium Fospate (MKP)
Rp. 35.000
Pupuk Susulan II 35 HST
Urea 25 Kg
Rp. 52.500
NPK Phonska 125 KG
Rp. 120.000
Penyemprotan IV 32Hst
Hama dengan Prevaton Rp. 150.000
Penyakit dengan Mancete dan Dorozal (Mankozeb 83% dan Carbendazim) Rp.
90.000
Penyemprotan V 45 Hst
Virtako 100CC Rp. 150.000
Cypermetrin 50EC
Rp. 30.000
Metil Tiopanat 500CC (topsin
50AS) Rp. 65.000
Penyemprotan VI 54 Hst
Virtako 150CC
Rp.
150.000
MKP (mono Kalsium Phosfhate) 1 Kg
Rp. 35.000
Metil Tiopanat 500CC (topsin 50AS)
Rp. 65.000
Penyemprotan VII 65 Hst
BPMC 500CC
Rp. 35.000
Lamdacyhalotrin 500CC /Cypermetrin
50Ec 500CC Rp. 30.000
Pengamatan lapangan untuk berjaga-jaga
70-80hst Rp.
150.000
Biaya panen
Rp. 200.000
Total Biaya Rp.
5.304.000
Pupuk (spesifikasi Lokasi Wilayah kelompok Gapoktan SRI REJEKI)
Urea 200Kg N 45x2 = 90%
Phonsha 15-15-15 = 200 Kg N =
15x2=30 P2O5= 15x2=30 K2O5= 15x2=30
Total Nitrogen 120%
Phosfate Mak 30% dan
Kalium mak 30%
SL AGRIBISNIS DI DESA TEGALWARU KECAMATAN
CILAMAYA WETAN-KARAWANG
Lokasi ; Dusun Ondang I-Desa tegalwaru
Luas area ; 5 Ha
Waktu tanam ; Desember minggu ke II
Rencana varietas ; Impari 13
Teknologi ;
Legowo 2 teknis, pemupukan,
Pembuatan pupuk organic lapangan, Pembiakan Bakteri,pembuatan pakan ternak,
insektisida komplit plus, Pengolahan hasil beras sehat berserat. ( untuk SL
Agribisnis )
Kelompok tani/Gapoktan ; Sri Rejeki
Deskripsi kegiatan
1.
Persiapan lahan ( 15 November 2011 )
Dalam mempersiapkan
lahan sebelum tanah dibajak/ diolah pada saat air belum masuk terlebih dahulu
dilakukan penyebaran tanaman dari jenis kacang-kacangan (kacang kedelai,
orok-orok atau kroteria) mengingat ketersediaan bahan maka kacang kedelai sebagai pilihan untuk melakukan
penyebaran, ini dilakukan paling tidak 20 hari sebelum tanam kebutuhan akan
bibit kacang kedelai sekitar 20 kg/Ha selanjutnya masukan kotoran kambing/domba
kedalam retakan tanah yang masih menganga dan selanjutnya lakukan penutupan
dengan jerami, ini dilakukan pada saat air baru masuk (tanah baru basah-basah
namun belum menggenangi) jumlah kebutuhan kotoran Domba ini kira 4kwintal/ha
karena kotoran domba ini sudah dicampur dengan biji padi yang sudah diolah /
dimasuki beberapa jenis bakteri yang menguntungkan baik untuk menciptakan
kesuburan tanah juga sebagai antisipasi menjaga berbagai macam penyakit,
setelah jerami ditaburkan lakukan penyiraman/penyemprotan dengan asupan, Tepung
beras ketan, Gula pasir dan Ragi buatan yang telah dibuat tepung dengan dosis
3-5 sdm.
Dasar Perlakuan
a.
Kacang-kacangan diharapkan akan meningkatkan kandungan
Nitrogen Alami dalam tanah.
b.
Kotoran Domba untuk meningkatkan dan merangsang kandungan
fospat baik yang terikat didalam tanah ataupun sebagai suplai unsure hara baru
Fospat itu sendiri.
c.
Jerami diharapkan akan meningkatkan kandungan Kcl
tersedia, sementara penyemprotan yang dilakukan itu untuk mempercepat proses
pelapukan guna membantu pembiakan bakteri Acetobakter.
d.
Padi yang telah diberi asupan bakteri dapat berperan
sebagai pupuk hayati guna memunculkan kandungan Fospat yang terikat dalam
tanah, membantu proses pelapukan dan juga mencegah bakteri pathogen yang tidak
menguntungkan berkembang atau dapat juga berperan sebagai antibodi tanah.
Olah Tanah ( 25 November 2011 )
Lakukan penggenangan seluruh permukaan tanah selama
beberapa hari dengan criteria waktu sampai tanah menjadi lunak dan renyah,
selanjutnya keluarkan air sampai batas macak-macak selanjutnya lakukan
pembajakan, lakukan pengamatan dengan cara melakukan pencangkulan.
a.
Tanah pada saat dicangkul langsung cair jatuh kebawah
Cirri tanah semacam ini biasanya tingkat keasamannya cukup
tinggi, hal yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan pengapuran (untuk
jangka pendek) atau penambahan pupuk organic (untuk jangka panjang) untuk
mencapai batas optimal penanaman padi
paling tidak PH 6
b.
Tanah pada saat dicangkul namun menempel lekat pada
permukaan cangkul
Biasanya menunjukan tanah yang tingkat basa tinggi atau
keasaman yang sangat rendah, lakukan penaburan garam /penambahan kandungan
Fospat (untuk jangka pendek) dan penaburan kompos organic (untuk jangka
panjang) dan sebaiknya lakukan proses penggenangan air.
c.
Tanah pada saat dicangkul terasa renyah, ringan tidak
lengket, tidak cair.
Ini adalah karakteristik tanah dengan Ph optimal bagi
penanaman padi.
Benih dan Pembenihan ( 5 Desember 2011 )
Varietas Inpari 13
Perlakuan benih
Benih yang disiapkan 15kg, dengan perlakuan sebagai
berikut :
a. Jemur benih dari jam 9- jam 10
b. Sortir benih dengan berat jenis ( air garam )
c. Perendaman dicampur dengan insektisida dan ZPT (
fipronil liquid dan Natrium ) atau Regent cair dan Atonic. Dengan dosis 10 cc/
15 kg benih.
d. Setelah benih diangkat, masukan ke media tabog atau
dipan. Dengan batas pinggir kayu kaso atau gedebog pisang dengan ketinggian
batas pinggir 10 cm. Dengan cara seperti ini dimaksukan agar daya tumbuh benih
merata.
e. Lakukan
penyiraman dengan air sungai/ air tanah, jangan mengunakan air PAM.
Persiapan Areal Pembenihan ( 5 Desember 2011 )
a. Lakukan sterilisasi lahan persemaian dari
1. keong mas
dengan menggunakan molusida Samponen dan membuat saringan atau filter air masuk
dan keluar
2. Penyakit dan
Virus dengan menggunakan Carbon Liquid atau Belerang, dan Chlorphiriphos 200 EC
( Dursband ).
Penebaran Benih ( 8 Desember 2011 )
Lakukan penebaran benih dengan system pola jarak, artinya
setiap benih yang kita tebar antar biji padi tidak ada saling tumpang tindih
dan saling merapat, tetapi punya jarak antara.
Persiapan Lahan Tanam ( 8 Desember 2011 )
Lakukan perendaman areal tanam selama 2-3 hari,
semprotkan/larutkan herbisida Pra dan Purna tumbuh (Ali atau Logran/Metil
Metsulfuran)) selanjutnya keluarkan air dan keringkan.
Pemupukan I (11 Desember 2011)
Urea 75 Kg
NPK Ponska 175 Kg
Samponen 10-15 Kg (Molusida)
Dengan jumlah pemupukan awal ini didapat kandungan
Nitrogen 60,25%
Fosfat 26,25% dan Kcl 26,25%
Tanam dan Pola Tanam (12 Desember 2011)
Untuk pola tanam ini kita harus melihat spesifikasi musim
untuk :
a.
Musim penghujan dengan varietas Impari 13 legowo yang akan
diterapkan adalah 20-40-20, sedangkan untuk musim kemarau/gadu pola yang
diterapkan adalah 18-36-21
b.
Musim penghujan untuk Varitas Pandan Wangi, Cilamaya
Muncul dan Hibrida, pola legowo yang diterapkan adalah 20-45-20, untuk musim
kemarau 20-40-20.
Sehubungan kita tanam dimusim
rending (penghujan) Maka legowo 2 teknis yang akan diguinakan adalah pola
20-40-20 dengan populasi tanam 187.500 rumpun, hasil yang diharapkan minimal
setiap rumpun mempunyai komponen hasil 5 gram sehingga hasil yang akan didapat
9.375 Kg/Ha
Dalam melakukan penanaman padi
ini sebaiknya dari sejak awal tanam sudah dialokasikan rumpun cadangan yang
akan digunakan dalam melakukan penyiangan atau tambal sulam dengan cara menanam
pada bagian legowonya ( 40-45) dibagian pinggiran/tepi galengan sehingga pada
saat tambal sulam tidak membagi/merobek rumpun yang sudah ada, hal ini perlu
dilakukan mengingat kebiasaan petani suka merobek membagi rumpun yang sudah ada
dalam melakukan tambal sulam yang biasanya timbul sebagai akibat dari hama Keong
Mas, tikus, atau penyakit.
Legowo Teknis dan pengairan
basah kering
artinya setiap area kosng/jarak anatara 40-45
harus dibuat carenan atau saluran untuk genangan, dengan cara mambuat alat
dengan pola segitiga atau mirip muka perahu yang diberi bobot batu kemudIan
ditarik sehingga hasilnya tanah akan terbelah ke kanan dan kiri sehingga akan
terbentuk saluran/caren.
Dengan cara ini diharapkan
akar tidak tergenang selamanya atau bahkan posisi akar lebih tinggi tetapi
kebutuhan air selalu tersedia hal ini tentunya akan berdampak kepada
optimalisasi penyerapan hara dan jumlah anakan yang ideal, disamping menghambat
pertumbuhan gulma diarea yang terbuka/tidak ada rumpun.
Penyemprotan I (25 Desember
2011)
1. Molusida (Bentan)
2. Hama dan ZPT Fifronil cair
(Regent cair)
3. Penyakit Tebukonazol
(Anvil)
Penyemprotan II (5 Januari 2012))
1. Hama dan ZPT dengan
Fifronil (Regent cair)
2. Penyakit dengan Mankojeb
(Mancete 83 Wp)
Penyemprotan III (15 Januari
2012)
1. Hama dengan Prevaton
2. PPC dengan Mono Kalium
Fospate (MKP)
Penyemprotan IV (25 Januari
2012)
Hama dengan Prevaton
Penyakit dengan Mancete dan
Dorozal (Mankozeb 83% dan Carbendazim)
Pemupukan.Susulan II (27
januari 2012) atau 35 HST
Dilakukan pada saat tanaman
memasuki fase Primordia, yaitu setelah tanaman berumur 35 HST.dengan dosis
Urea 25 Kg
NPK Ponska 15-15-15 sebanyak 125
Kg
Sehingga akan diperoleh unsure
hara makro N = 30%, P = 18,75 K= 18,75
Total hara makro teralokasi N=
91 P= 45 K= 45
Berdasarkan pengalaman di
lapangan pemupukan juga harus melihat berdasarkan spesifikasi lokasi,
spesifikasi Varietas dan Musim.
a.
Biji panjang (Ciherang, Impari 13, Situbagendit, Cibogo,
Mekongga, Dsj)
Untuk
varietas-variatas tersebut jika penanaman dilakukan pada saat musim kemarau
pemupukan sebaiknya dilakukan 3 kali, yaitu pada saat sebelum tanam (pupuk
dasar), pemupukan susulan II dilakukan 18 hst dan pemupukan susulan III
dilakukan pada saat masuk fase primordia, Begitu juga kandungan unsure haranya,
untuk musim kemarau/gadu sebaiknya jumlah N harus memenuhi kebutuhan padi,
sedangkan Kcl bisa berkurang.
Hal ini mengingat
disaat musim kemarau penyinaran sinar matahari cukup tinggi sehingga akan
berdampak pada penyerapan hara Nitrogen, proses potosintesis pada daun juga
optimal, kandungan N cukup juga sebagai hara guna mencukupi untuk berkembangnya
jumlah anakan per rumpunnya.
b.
Disaat musim penghujan sebaiknya naikan kandungan Kcl
karena kurangnya penyinaran matahari yang dihawatirkan akan berdampak pada
berkurangnya asimilasi berbagai unsur hara yang lain, disamping untuk menjaga
kokohnya akar, mengurangi serangan penyakit akibat kelembaban dan menjaga dari
kerebahan.
Spesipikasi Varietas
Alat yang sangat sederhana
guna pengukuran unsure hara diantaranya BWD (bagan warna daun), namun perlu
diperhatikan bahwasannya jika yang kita tanam dari jenis biji panjang seperti
yang diterangkan dimuka memang bwd lumayan idel, tetapi jika yang ditanam
afdalah varietas Pandan Wangi itu akan lain lagi karena untuk varietas ini pada
saat masuk fase primordial daunnya cenderung berwarna pucat bias kekuningan
(pada Tanaman sehat) warna ini jika kita masukan dengan BWD akan menunjukan
adanya kekurangan hara N padahal jumlah N teralokasi sudah cukup optimal.
Begitu juga dengan varietas Cilamaya muncul pada varietas ini warna daun
cenderung menunjukan warna hijau pekat ketuaan (pada tanaman sehat) walaupun
hara N masih jauh dari cukup (miss. Baru pemupukan I).
Selanjutnya beberapa varietas
juga mempunyai kebutuhan hara optimal yang berbeda, seperti Pandan Wangi
varietas ini cenderung membutuhkan hara Kcl yang lebih tinggi mengingat tinggi
tanaman, besarnya ukuran diameter batang dan bobot bulir, begitu juga dengan
varietas Cilamaya Muncul yang mempunyai kebutuhan N tinggi mengingat
karekternya yang mempunyai anakan cukup tinggi umur yang cenderung panjang dan
yanhg lebih tinggi lagi akan kebutuhan hara adalah varietas Hibrida.
Dengan adanya banyak temuan
dilapanganm dari hasil SL ini diharapkan para petani akan lebih teliti lagi
dalam mengamati tanaman terutama padi sehingga output yang diharapkan petani
mempunyai patokan dan analisis masalah untuk dicarikan penanganan yang optimal,
hal ini didasarkan karena setiap hamparan sawah ditiap lokasi akan membutuhan
perlakuan berdasarkan spesifikasinya masing-masing sehingga petani mampu
menangani berdasarkan perlakuan kebutuhannya. Berdasarkan lokasi juga akan
berpengaruh terhadap kebiasaan tanam, sebagai contoh untuk daerah Cikunir
Subang atau Citra disana hasil optimal tanaman padi dari varietas Ketan,
Pamanukan dengan varietads 42 atau Desa tegalwaru Cilamaya (Ondang I dan II )
dengan varietas Pandan Wangi, Rawa gempol dengan Cilamaya Muncul bahkan diSumatra
yang cenderung menyukai beras dengan tekstur nasi yang tidak pulen.
Kalau sudah seperti ini SL
juga sebaiknya mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas karena jika yang sudah
optimal itu hanya perlu pengembangan teknologi ataupun hal apa saja guna
peningkatan kearah peningkatan produksi sehingga program peningkatan produksi
beras nasional akan tercapai.
Penyemprotan V (7 Pebruari
2012) 45 HST, Penyemprotan VI (17 Pebruari2012) 55 HST
1. Hama dengan Virtako
2. Penyakit dengan Metil
Tiopanat (Topsin 50 EC0
3 ZPT dengan KNO3Putih
(kandungan Kcl=46%)
Penyemprotan VI (27 Pebruari
2012) 65 HST
Bassa (BPMC 50 EC)
KNO3 Putih
Mengeluarkan air/pengeringan
(25 Pebruari 2012)
Panen dan Pasca Panen (tanggal 5 Maret 2012)
Lakukan pengamatan apakah
94-95% bulir padi sudah menguning atau belum.
Panen
a. Menggunakan sabit gerigi
agar menekan lossis sebesar 3%
b. Gunakan system panen beregu,
dengan jumlah pemanen 5-7 orang yang dilengkapi pedal thresher atau 15-20 orang
yang dilengkapi 1 unit power thresher.
Penumpukan
Menggunakan alas plastic
ukuran 1m2 pada setiap tumpukan padi setelah dipotong,dengan ukuran
tumpukan padi antara 5-10 rumpun pada setiap tumpukan.
Perontokan
a. menggunakan mesin perontok
manual ( pedal thresher ) atau mekanik ( power thresher ). Dengan beralaskan
terpal dengan luas 8 x 8 m
b. Mengatur
kecepatan putar ( rpm ) silinder pada pedal thresher 100-150 rpm, dan power
thresher 400-450 rpm
c. Menggunakan alat
perontok banting bertirai.
Penjemuran
a. Lakukan
penjemuran sampai kadar air mencapai 14%
b. Menggunakan
fasilitas penjemuran seperti lantai jemur maupun alas jemur yang baik, sehingga
tidak banyak gabah yang tercecer.
Penyimpanan
a. Menentukan cara
penyimpanan gabah yaitu,
1. system curah, yaitu gabah yang sudah
kering dicurahkan pada satu tempat yang dianggap aman dari gangguan hama maupun
cuaca.
2. Cara penyimpanan dengan menggunakan
kemasan atau wadah seperti karung’
b. Menyimpan gabah
ditempat yang memmiliki fntilasi yang baik dan terlindung dari gangguan cuaca
dan hama gudang.
Penggilingan
Melakukan
penggilingan dengan setelan blower penghisap,penghembus sekam dan bekatul yang
benar sehingga tidak banyak gabah yang terlempar ikut kedalam sekam atau beras
yang terbawa kedalam dedak.
RENCANA KEGIATAN / MATERI
PERTEMUAN UNTUK SL AGRIBISNIS
Pembiakan Bakteri
Dengan SL
Agribisnis ini diharapkan petani mengetahui tata cara melakukan
pencakokan/perbanyakan. Alat yang dibutuhkan
a.
Aerator
b.
Selang
c.
Spon busa
d.
Botol/jerigen
e.
Kentang
f.
Kalium permanganate (PK)
g.
Gula pasir
h.
Indukan bakteri
i.
Kompor
j.
Panci
Setelah kita mempunyai larutan
bakteri, campurkan atau rendam 1x24 jam biji Gabah yang bakal tumbuhnya sudah dimatikan
dengan cara dikukus 12-15 menit selanjutnya biji gabah dijemur dengan suhu
dibawah 32 Derajat celcius, Penjemuran biasanya dari jam 8 pagi sampai jam 10
selama beberapa hari sampai kering atau bias gunakan oven. Dengan metode ini
bakteri bias kita simpan dalam bentuk kering dan bakteri aklan tetap aktip
karena dalam biji padi tersebut terdapat kandungan kerbohidrat sebagai cadangan
makanannya.
Pembuatan Pakan Ternak dari Jerami
a.
Lakukan pencacahan terutama bagian atas atau bagian yang
terdapat daun padi
b.
Percikan air yang sudah dicampur Probiotik
c.
Campurkan bekatul (dedak lembut) dan konsentrat
d.
Masukan kedalam tabung/karung
Biarkan sampai jerami menjadi
busuk, namun jika pakan untuk domba campurkan juga cacahan rerumputan namun
jika untuk sapi cukup jerami padi saja, setelah busuk kira-kira 8 hari
keluarkan dan lakukan penjemuran sampai betul-betul kering dan untuk merangsang
pakan dapat dikasih sedikit rasa asin.
Kotoran domba
Pembuatan kotoran Domba
menjadi NPK Hayati
a.
Siapkan kotoran domba yang telah kering
b.
Rendam dengan larutan bakteri yang kita inginkan (jaga
jangan sampai hancur)
c.
Siapkan tanah yang telah dicampur air, kapur dan Pesak
/sekam yang sudah dihaluskan
d.
Campurkan kotoran Domba sampai butiran dari kotoran domba
terlapisi
e.
Jemur dibawah suhu 32 derajat Celcius
f.
Setelah kering campurkan Biji padi yang sudah mengandung
bakteri
Dengan metode ini kotoran
Domba pada saat ditaburkan disawah akan tenggelam dan menyatu dengan tanah,
karena selama ini kendala pemupukan dengan kotoran domba selalu mengapung
diatas permukaan air sehingga pada saat terjadi hujan atau sirkulasi air
terkadang terbawa arus air keluar.
Berdasarkan pengalaman
dilapangan para petani untuk menaburkan pupuk organic disawah secara kuantitas
masih menghadapi kendala dengan jumlahnya yang harus banyak.
Dengan konsep seperti ini juga
para petani secara tidak langsung membuat pupuk organic hayati lapangan, adapun
dosisi yang sudah pernah dilakukan untuk areal 1 ha cukup 3-4 kwintal saja
karena walau dengan dosis kecil setelah pupuk mengendap ditanah jumlah jerami
dari bekas penen (sisa potong) cukup tersedia sehingga beberapa bakteri
diantaranya Acetobacter Sp akan melakukan proses pelapukan.
Dari sisi Agribisnis harga per
kwintal pupuk ini hanya berkisar Rp. 50.000,- sehingga diharapkan tidak akan
memberatkan dan bagi para petani yang membuatnya dengan pola SL-Agribisnis ini
akan mendapatkan pendapatan tambahan.
Dilihat dari sisi kandungan
kotoran Domba sebagai NPK hayati ini sudah memenuhi persaratan yaitu :
a.
Nitrogen (N)dari pakan Domba dengan asupan pakan yang
diberi dedaunan atau rumput dari golongan kacang-kacangan
b.
Fospat diperoleh dari pencampuran kotoran domba itu
sendiri (perut /usus domba sebagai mesin produksi) dan Pesak (kulit padi yang
sudah dihaluskan)
c.
Kalium Clorida (Kcl) Dari asupan pakan bersumber jerami,
Lunte (dedak halus)
d.
Bahkan Fosfor, Kalsium dan magnesium dari campuran
lumpur/tanah dan kapur
e.
Natrium dari urine Domba
f.
Asam Gibrelate (gibrelin) dari asupan air minum Domba,
karena dalam proses penggemukannya domba tidak dikasih minum tetapi cukup
diberikan cacahan batang pisang setiap kali domba selesai makan.
g.
Bakteri Acetobacter sebagai pengurai serat / kompos
h.
Lactobacillus sebagai parangsang daya serap akar terhadap
unsure hara
i.
Bakteri pengikat Fospat berguna untuk membuka ikatan
fospat yang terikat dalam tanah
j.
Streptomyces sebagai antibody tanaman terhadap penyakit.
Pemanpaatan Urine
Domba sebagai Insektisida organic
Masukan Urine Domba
yang sudah disaring untuk direbus sampai mendidih untuk kemudian melakukan
proses penyulingan dengan volume 1 :2 (2 liter menjadi 1 liter) dengan bahan
campuran sebagai berikut
a.
Tembakau 1 Kg untuk 20 liter urine, dengan kandungan tokik
Nicotin diharapkan akan menjadi racun dari kelas Piretroid sangat ampuh untuk
menyerang ulat/serangga dengan cara menghambat pembentukan kulit/khitin, racun
ini bersipat kontak preventif
b.
Akar pohon Ceremai dengan campuran Natrium dari Urine
Domba akan membentuk
Racun dari golongan
Organefospat bersipat racun lambung, walau sudah ada interval waktu pada saat
penyemprotan bagian dari tanaman yang sudah terproteksi akan tetap menjadi
racun dengan cara merusak struktur organ pokok dan sarap.
c.
Bawang putih disamping berpungsi sebagai repellent/menjaga
kadar aroma Bawang putih ini akan menjadi racun napas yang akan menyerang organ
pokok dan struktur sarap, sangat efektip untuk insek dari golongan Aphis atau
hama-hama penghisap
d.
Daun Puring, Kuning lebar, Kandungan daun ini cukup banyak
mengandung Kalsium Kalium dan antibody
dari penyakit busuk, hasil pengamatan lapangan tanaman ini tidak pernah terkena
penyakit baik busuk daun, bercak ungu bahkan hawar jingga.
e.
Kandungan Urine Domba juga mengandung Natrium yang
berfungsi sebagai penyubur tanaman.
Artinya dengan penggabungan
beberapa kandungan racun dari bahan tersebut diatas akan menjadi racun Sistemik
Komplit Plus, baik untuk hama, penyakitna ,PPC (pupuk pelengkap cair).
Namun demikian sebuah
kandungan perlu dilakukan sterilisasi
zat-zat ini dari bakteri/kotoran guna mencegah penyebaran hama/penyakit baru
sebelum digunakan dilapangan sebagai sebuah standar aplikasi.
Tahapan Proses sterilisasi
yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
Alat-alat
1. Aerator 2. Selang
3.Tabung 4. AQlkohol 70% 5.Busa
(spon) 6. Kalium permanganate
Langkah-langkahnya
Masukan aerator keinstalasi
listrik,salurkan selang udaranya ke spon yang sudah dicuci/dibasahi alcohol
kedalam tabung, alurkan lagi lewat selang kedalam larutan kalium permanganate
(PK), kemudian selang dicelupkan kecairan Insektisida Komplit Plus dan sebagai
control keluarkan selang untuk dicelupkan kedalam tabung air control. Biarkan
proses ini berjalan selama 48 jam, setelah itu siap untuk digunakan.
Pengolahan hasil Beras sehat
Berserat
Gapoktan Sri rejeki melalui
pembinaan dari Bp3k untuk tingkat desa dan bingbingan Bp4k Kabupaten karawang
dengan program FEATI dengan pola tersebut diatas sudah memiliki sumber daya
manusia trampil dan berpengalaman untuk mengolah beras menjadi beras dengan
nilai tambah yang dikemas dalam bentuk Agribisnis.
Nama produk: Beras sehat
berserat
Hak paten/ Merk: Aroma
Karawang
Lisensi: Sertifikasi P-IRT –
Sucopindo – DepKes
Varian produk: aroma Nasi
Kuning, Aroma Pandan Wangi, Nasi Uduk, Natural, Strowberry
Perijinan produksi
Surat ijin tempat usaha, surat
ijin usaha produksi, Tanda daftar perusahaan
Produk ini tidak kami jabarkan
lebih detail sesuai kode etik perusahaan.
Demikianlah hasil
kajian kami dilapangan sebagai sebuah konsep dalam rangka mensukseskan program
pemerintah untuk meningkatkan jumlah produksi padi/beras secara nasional,
Catatan ini bukan sebuah kajian ilmiah namun bardasarkan SL yang pernah
beberapa kali dilakukan.
SL Agribisnis
merupakan sebuah terobosan baru dalam upaya optimalisasi produksi melalui
peningkatan sumber daya manusia petani dan pemanfaatan sumber daya alam
tersedia.
Wassalam
Hadi
Suherman
Gapoktan Sri Rejeki
Catatan :Penggunaan Nama Merk tidak merupakan sebuah patokan baku.
Nama
merk hanya sebagi contoh dalam memudahkan pembelajaran (SL)
Sekolah lapang Agribisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar